Dukungan
keluarga didefinisi dari dukungan sosial. Definisi dukungan sosial sampai saat
ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi (Yanuasti, 2001).
Dukungan sosial sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan emosi yang berupa
simpati, yang merupakan bukti kasih sayang, perhatian, dan keinginan untuk
mendengarkan keluh kesah orang lain. Sejumlah orang lain yang potensial
memberikan dukungan tersebut disebut sebagai significant other, misalnya sebagai seorang istri significant other-nya adalah suami,
anak, orang tua, mertua, dan saudara-saudara.
Sarafino (1990)
mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber dukungan mengalami perubahan
sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang
dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya.
Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain
berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan
akan merasa disayang, dihargai, dan tentram (Taylor, 1995). Rodi dan Salovey (Smet, 1994)
mengungkapkan bahwa keluarga dan perkawinan adalah sumber dukungan sosial yang
paling penting. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal
yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock,
1998). Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan.
Dari definisi
yang disebutkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa dukungan keluarga sangat
bermanfaat dalam pengendalian seseorang terhadap tingkat kecemasan dan dapat
pula mengurangi tekanan-tekanan yang ada pada konflik yang terjadi pada
dirinya. Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan
yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan
didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun keluarga
dekat lainnya. Dukungan keluarga dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman,
rasa puas, rasa nyaman dan membuat orang yang bersangkutan merasa mendapat
dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesejahteraan jiwa manusia. Dukungan
keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan
psikologis.
Fungsi dukungan keluarga
Dukungan informasional
Keluarga
berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang
dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat
digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat
menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
Dukungan penilaian
Keluarga
bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi
pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga
diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.
Dukungan instrumental
Keluarga
merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan
penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya
penderita dari kelelahan.
Dukungan emosional
Keluarga sebagai
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi
dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,
mendengarkan dan didengarkan.
Dukungan sosial
keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai
sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau
tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan).
Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal,
seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau
dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998).
Dukungan sosial
keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan
jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.
Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga
membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai
akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman,
1998).
Wills (1985)
dalam Friedman (1998) menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan
sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek
utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari
kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari
dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi
bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat
terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari
sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi (Ryan
dan Austin dalam Friedman, 1998).
Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga
Menurut Feiring
dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian
yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif
menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari
keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga
yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga
dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman
(1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau
mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang
lebih tua.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi
orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau
pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah,
suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam
keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain
itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi
dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial
bawah.
Dukungan
keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004) merupakan bantuan/sokongan yang
diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka
menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga. Dukungan yang
dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan
yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil
menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki
dukungan (Taylor, 1995, h. 277). Pendapat diatas diperkuat oleh pernyataan dari
Commission on the Family (1998, dalam
Dolan dkk, 2006, h. 91) bahwa dukungan keluarga dapat memperkuat setiap
individu, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri
sendiri, mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi seluruh
keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai
relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh dengan
tekanan.
Dukungan
Keluarga terhadap Pengobatan Penyakit
Menurut Sarwono
dalam Yusuf (2007), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang
lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam
melaksanakan kegiatan. Sistem dukungan untuk mempromosikan perubahan prilaku
ada 3, yaitu :
- dukungan
material adalah menyediakan fasilitas latihan.
- dukungan
informasi adalah memberikan contoh nyata keberhasilan seseorang dalam melakukan
diet dan latihan.
- dukungan emosional atau semangat adalah memberi pujian
atas keberhasilan proses latihan.
Bailon dan
Maglaya dalam Sudiharto (2007) menyatakan, bahwa keluarga adalah dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran
masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga
adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang di rekat oleh
ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama (Sugarda, 2001).
Friedman dalam
Sudiharto (2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah
fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima
dan mendukung. Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian
integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan
penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
Menurut
Goldsworthy (1998) yang dikutip oleh Friedman (2003), bahwa ada 4 (empat) jenis
dukungan sosial yaitu:
- Dukungan
emosi, yaitu adanya rasa empati, percaya dan perhatian;
- Dukungan
instrumental, yaitu membantu orang secara langsung, kenyamanan, dan adanya kedekatan.
- Dukungan
informasi, yaitu upaya memberikan informasi mengenai hal-hal yang dinilai positif
dan dapat meningkatkan pengetahuan dan tindakan.
- Dukungan sipritual,
yaitu dukungan dalam bentuk harapan, doa, pengertian dan memahami
alasan-alasan.
Menurut friedman (1998), ikatan kekeluargaan
yang kuat sangat membantu ketika lansia menghadapi masalah, karena keluarga
adalah orang yang paling dekat hubunganya dengan lansia. Dukungan keluarga
memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang yang
hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari
pada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan
interpersonal diantara mereka baik.
Pembahasan yang sangat menarik. Memang betul sekali dukungan keluarga itu sangat penting. Aku ngerasakan betul pengaruhnya ketika dulu waktu aku ajukan surat lamaran ke salah satu perusahaan besar. Berkat dukungan mereka aku bisa diterima.
BalasHapusSalam,..siapa tahu ada juga yang perlu:
CONTOH SURAT LAMARAN KERJA